2010/05/28
Makan dan minum adalah salah satu
kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, supaya dapat tumbuh
dan berkembang serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Selain untuk
pertumbuhan dan perkembangan makanan yang kita konsumsi setiap hari juga sengat
berpengaruh pada kesehatan fisik maupun mental kita. Jadi, masalah makanan
sangat penting untuk kita perhatikan untuk membentuk generasi yang sehat.
Dalam ajaran Islam sangat jelas
membahas ketentuan makanan dan minuman yang harus dikonsumsi oleh ummat Islam.
Ummat Islam dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan baik.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam Al Qur’an, Surat Al Maidah : 88 yang artinya
“dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah direzekikan
kepada mu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”.
Ketentuan halal bukan hanya
dilihat dari materi makanan tersebut bersifat halal. Namun cara makanan
tersebut diperoleh juga akan menentukan makanan tersebut halal atau haram.
Misalnya, nasi yang diperoleh dengan cara dicuri atau hasil korupsi, maka hukum
memakan makanan ini adalah haram, meskipun nasi adalah makanan yang dihalalkan.
Cara memproses suatu makanan juga
sangat menentukan kehalalan suatu makanan. Misalnya daging sapi, ayam, kambing
dan daging hewan yang halal lainnya bisa menjadi haram jika proses
pengolahannya tidak susuai syariah. Misalnya pada proses mematikan hewan tersebut,
apakah hewan tersebut disembelih atau tidak? Apakah hewan tersebut disembelih
dengan menyebut nama Allah atau tidak? Dalam Al Qur’an Surat Al An’am ayat 121
yang artinya “Janganlah kamu memakan hewan yang disembelih tidak menyebutkan
nama Allah atasnya”. Ini harus diperhatikan saat kita mau mengkonsumsi daging,
supaya kita tidak mengkonsumsi daging yang haram.
Dalam sejarah diketahui bahwa
selama hidup Rasulullah SAW, beliau pernah mengalami sakit hanya dua kali,
yiatu saat beliau pertama kali menerima wahyu dan yang kedua yaitu saat
menjelang ajal beliau. Ini menunjukkan bahwa beliau dalam hidupnya jarang
sakit-sakitan. Sehingga, kita seharusnya dapat mempelajari apa sebenarnya
rahasia kesehatan beliau yang tetap prima.
Sumber: https://encrypted-tbn0.gstatic.com
Nabi Muhammad SAW bersabda
“Sumber dari segala penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan
berpuasa itu obat” (H.R. Muslim). Ini adalah Hadits yang tidak kita ragukan
lagi ke shahihannya, dan ini seharusnya menjadi salah satu petunjuk bagi kita
dalam menjaga kesehatan kita.
Jika kita tinjau kata halal dan
baik (toyyib) merupakan dua kata yang mempunyai makna sejalan. Kata halal
terkait dengan sifat zat makanan tersebut harus merupakan zat yang betul-betul
halal menurut yang terdapat dalam Al Qur’an. Dan kata baik berhubungan dengan
proses memperoleh makanan tersebut harus baik dan sesuia syariah Islam. Selain
saat mengolah dan mengkonsumsi makanan tersebut harus dengan baik dan benar.
Zat makanan yang kita konsumsi
akan mempengaruhi proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh kita. Supaya
proses metabolisme di dalam tubuh tetap dalam kondisi fisiologis normal maka
makanan yang kita konsumsi harus seimbang nilai gizinya. Rasulullah mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi air dingin dicampur dengan madu saat pagi hari, memakan
tujuh buah kurma saat menjelang siang hari, dan mengkonsumsi roti dicampur
dengan minyak zaitun menjelang sore, serta di malam hari beliau menu utamanya
adalah sayur-sayuran. Jika kita lihat menu sehari-hari Rasulullah adalah menu yang
sederhana namun nilai gizinya lengkap.
Selain nilai gizi yang lengkap,
pola makan juga akan mempengaruhi proses metabolisme yang terjadi di dalam
tubuh kita. Apabila kita sejak kecil sudah terbiasa makan tiga kali sehari pada
waktu-waktu tertentu, maka pola ini harus dipertahankan, karena tubuh kita
sudah menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Pada waktu waktu tersebut tubuh
kita biasanya akan meningkatkan enzim-enzim yang berfungsi untuk memetabolisme
makanan. Berubahnya pola makan dari pola biasanya biasanya akan menjadi awal
timbulnya gangguan pada pencernaan.
Jadi, apa itu sebenarnya makanan
halal dan baik itu? Apakah hanya sifat zat tersebut halal menurut Al Qur’an?
Bagaimana makanan yang sifatnya halal namun itu hasil pencurian? Dan bagaimana
dengan makanan yang halal, namun cara mengkonsumsinya salah? Sungguh sempurna
yang diajarkan dalam Islam, tidak cukup hanya dikatakan dengan halal saja namun
diiringi dengan kata baik.
Menurut penulis makanan halal dan
baik itu adalah makanan yang memang ditentukann oleh Al Qur’an zat makanan
tersebut halal, diperoleh dengan cara yang baik, sesuai syariah Islam, dan
diproses juga dengan cara yang baik, serta dikonsumsi dengan aturan dan pola
yang teratur juga.
Makanan halal bisa menjadi tidak
baik untuk kesehatan, jika dikonsumsi dengan cara yang salah dan berlebihan.
Misalnya, daging kambing, daging lembu, daging ayam dan daging lainnya yang
halal, jika kita konsumsi secara berlebihan justru ini akan menimbulkan suatu
penyakit bagi kita.
Kesimpulan, makanan yang halal
dan sehat yaitu makanan yang memenuhi persyaratan halalan toyyiban.
Referensi :
-
http://afrizonkanedi.typepad.com/blog/2010/01/adab-makan-dan-minum-.html
-
http://ilmutauhid.wordpress.com/2009/07/22/makanan-dan-minuman-halal/
- http://kaixer.net/komuniti/showthread.php?tid=32
-
http://kesehatan.kompasiana.com/2009/12/09/ingin-sehat-ikuti-pola-makan-rasulullah/
-
http://nurdi.multiply.com/reviews/item/48
Modified: Bandar Lampung, 28 Desember 2014
0 komentar:
Post a Comment