Ini merupakan pengalaman perdana
aku menggunakan transportasi udara, yaitu penerbangan Medan-Jambi.
Perjalanannya melalui rute Medan-Batam-Jambi, kenapa gak langsung Medan-Jambi
aku juga gak tahu kenapa. Hehehe...
Tiket penerbangan perdana ini
perusahaan tempat aku bekerja perdana (PT AAM) juga yang membelikan, yang
dikirim kepada ku melalui email. Jadi, aku tak boleh memilih aku harus terbang
menggunakan maskapai apa yang ku mau. Tapi, aku sudah sangat bersyukur, bisa
naik pesawat pertama kali, gratis lagi. Hehehehe….
Sumber:
Pada tiket tertera jadwal
keberangkatan 4 November 2013 jam 07.00, menggunakan maskapai yang ada kepala
singa berwarna merah, sudah tau pastinya apa nama maskapai penerbangannya itu.
Setelah mendapat tiket, aku
langsung browsing di internet mengenai pelayanan yang diberikan oleh maskapai
ini pada pelanggannya. Mencari informasi maskapai lainnya, dan membandingkan
fasilitasnya, serta harga tiketnya. Hehehhe… Ternyata, ongkos terbang
menggunakan maskapai ini masuk kategori murah dibanding maskapai lainnya.
Menggunakan armada boeing dan sudah ada penerbangan internasional ke beberapa
negara tetangga.
Beberapa hari sebelum berangkat,
aku pulkam dulu. Di kampung aku ziarah, membersihkan kuburan atok dan kuburan
yang lainnya. Selain itu, kebetulan hari selasa masih di kampung, aku
mengerjakan aktivitas yang sering kulakukan dulu saat masih SD hingga
tsanawiyah, yaitu numbuk bumbu pecal. Apalagi, aku berencana mau kasi bumbu
pecal tuk kakak (Kak Ivo) di Medan.
Pada tiket, untuk penerbangan
domestik, penumpang harus sudah sampai minimal 90 menit sebelum jadwal
keberangkatan, jadi paling tidak jam 5 harus sudah sampai bandara. Dengan kata
lain, jam 4 pagi aku harus sudah bangun untuk siap-siap berangkat.
Pada tanggal 4 November 2013
pagi, harus bangun jam 3 dan memeriksa kembali barang bawaan, jangan sampai ada
yang tertinggal cuy.. soalnya jarak yang mau dituju jauh, hingga ribuan kilometer
dari Medan. Maka harus dilakukan cek ulang untuk memastikan barang bawaan tidak
ada yang tinggal.
Bukan sekedar kebetulan, Allah
yang sudah mengatur semua, rencananya, aku hanya akan berangkat sendiri ke
bandara, namun tidak jadi, karena abang sepupu (Bang bakti) sedang di Medan,
waktu itu dia sedang cuti kerja, jadi beliau yang panggilkan taksi dan dia
serta adik ku yang paling kecil ikut mengantarkan ke bandara pagi itu.
Gila cuyy...!! Pas mau bayar
ongkos taksi aku terkejut... Pertama ku serahkan uang 50 ribuan, karena taksinya
tidak pake argo dan taksiran ku dari jarak yang ditempuh paling kena biaya
segitu. Kuranglah ini lae, kata supir taxi. Biasa 150 ribu, katanya. Dengan
berat hati, karena aku cuma pegang uang pas-pasan, ku ambil lagi uang dari
dompet, nambahinnya. Sialan ni supir taksi, fikirku.
Meskipun sebenarnya, semua biaya
transport tambahan saat perpindahan ke Jambi akan diganti perusahaan, namun,
itukan dibayar bersamaan dengan saat gajian setelah bekerja sebulan. Hahaha...
Akhirnya, minjam uang lagi deh
dan minta dari orang tua lagi dengan perasaan yang gimana gitu... Yaa..
sebenarnya sih, ortu bilang kalau gak ada uang lagi, jangan sampai gak makanlah
di rantau orang, ya ditelpon aja biar ditransper lagi uangnya, hehehee... Tapi kan gua malu dong kalau sudah
bekerja harus minta uang sama orang tua lagi, seharusnya gua yang harus member orang
tua malah!
Aku bawa satu kuper ukuran
sedang, satu tas ransel, dan satu tas sandang kecil.
Begitu nyampe di Bandara Kualanamu
adik dan abang sepupu ambil kesempatan tuk foto. Foto dulu sekali bro, kata
mereka. Tapi aku malas tuk foto-foto, mereka aja yang ku ambil fotonya.
Setelah foto, ngobrol-ngobrol
sebentar dengan mereka di gerbang masuk tempat check in. Setelah kami rasa
obrolan sudah cukup dan aku harus segera check in, kami berpisah. Aku masuk ke
dalam dan adik serta abang sepupu, pulang.
Kualanamu Air Port
Sumber: Koleksi pribadi
Gitu masuk bandara kebingungan,
gak tau gimana dan di mana check in. Maklum, ini kali pertama, fikir ku...
wkwkwk...
Aku bawa santai aja, haha...
Kebetulan loket maskapai tempat aku akan check in ternyata dekat dengan pintu
masuk. Aku sempat berdiri 5-10 menit untuk melihat-lihat suasana. Namun, tak
satu pun monitor yang kulihat menunjukkan jadwal keberangkatan yang sama dengan
tiket yang ku pegang. Aku tetap saja terus berdiri,
hingga ada seorang petugas bandara yang sedang merapikan kembali troli yang
dipakai penumpang, lewat. Aku beranikan diri tuk bertanya. Huhui...
Setelah dia melihat tiket ku, dia
langsung membawa koper ku, dan mengajak aku menuju loketnya. Ternyata, loketnya
ada dua baris, dan aku hanya melihat yang sebelah depan saja. Tempat aku check
in ternyata di loket baris yang satu lagi. Koperku cukup berat, jadi harus masuk
bagasi dan dua tas yang lain ku bawa ke kabin.
Orang tersebut mengantar aku
hingga ke pintu ruang tunggu keberangkatan dan pengecekan akhir. Aku jalani
saja mengikuti petunjuk yang tertulis pada dinding-dinding. Hingga aku sampai
juga pada ruang tunggu keberangkatan. Sebelum berangkat masih sempat tuk sholat
subuh. Setelah sholat, aku langsung menuju ruang tunggu.
Cukup lama juga aku menunggu di ruangan
tersebut. Selagi menunggu aku sempatkan untuk menelepon orang tua ke kampung,
untuk memberitahukan bahwa anaknya sudah di Bandara untuk berangkat menuju
Jambi.
Jam sudah menunjukkan lebih
kurang pukul 07.00. Saat itu, ada pemberitahuan yang mempersilahakan penumpang
dengan nomor penerbangan yang sama dengan saya untuk memasuki pesawat. Namun,
sebelum memasuki pesawat masih dilakukan pemeriksaan identitas, aku ikuti saja
antrian pemeriksaan tersebut dengan mempersiapkan tiket dan KTP. Setelah
diperiksa petugas, baru dipersilahkan untuk masuk ke pesawat.
Aku berjalan meninggalkan ruang
tunggu dan berjalan menuju pesawat. Aku berjalan menaiki tangga naik ke pesawat
(kebetulan waktu itu naik tidak melalui garbarata). Setelah naik, di pintu
pesawat disambut dengan senyum oleh kru, tak balas dengan senyuman aja lagi. Hehehe..
Di dalam pesawat aku cari tempat
duduk sesuai yang tertera pada tiket. Ternyata aku duduk kursi barisan sebelah
kanan dan tempat duduk paling dekat dengan kaca. Satu tas aku masukin ke tempat
barang dan yang satu lagi aku pegang. Setelah itu aku hanya duduk dan berfikir,
oh, begini ya di dalam pesawat. Hahahaha… (masih katrok). Sebelum berangkat
beberapa orang pramugari memeragakan petunjuk keamanan jika terjadi kondisi darurat
dengan dua bahasa yaitu Inggris dan Indonesia.
Kurang lebih pukul 07.30, pesawat
mulai berjalan di landasan pacu, berjalan mencari ancang-ancang terbang. Hanya
bisa berdoa agar perjalan selamat.
Mula-mula pesawat berjalan
perlahan, namun saat pesawat akan lepas landas kecepatannya sangat tinggi, hingga
perlahan-lahan roda pesawat mulai terpisah dengan landasan pacu, dan mulai
terasa melayang. Posisi masih tetap seperti rasa miring ke belakang, hingga lama-ke
lamaan pesawat terasa mendatar dan lampu tanda menggunakan sabuk pengaman
dimatikan.
Pemandangan di bawah pun semakin
luas dan jauh. Sungai hanya terlihat seperti ular yang panjang dan berkelok.
Hingga tiba di atas ketinggian awan, maka yang terlihat hanya putih, dan
sesekali terlihat bentangan laut yang luas. Kecepatan menjadi tidak begitu
terasa, karena acuan penglihatan oleh mata sudah sangat jauh jaraknya, sehingga
kecepatan pesawat yang tinggi sekali pun menjadi tidak terasa, apalagi jika
tidak ada awan tebal yang dilalui.
Perjalanan Medan-Batam menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit, pesawat mendarat di Bandara Hang
Nadim dengan selamat. Sampai Jambi kalau tidak salah kira-kira jam delapan lewat.
Pada tiket tertera keberangkatan selanjutnya adalah jam 11.00, artinya harus
menunggu beberapa jam lagi untuk berangkat menuju Jambi.
Hang Nadim Air Port
Sumber: Koleksi pribadi
Selama menunggu, aku hanya di
Bandara. Mau keluar jalan-jalan, aku belum tau area Batam, dan aku takut jika
nanti ketinggalan pesawat, bisa jadi gak nyampe Jambi. Hahaha.. Perut juga
sudah mulai terasa lapar, aku berjalan keliling-keliling di dalam Bandara,
hingga aku menemukan sebuah kantin di lantai dua. Disana ada jual berbagai
makanan, tapi aku hanya makan bakso dan minum the manis dingin. Cukup lama aku
duduk di dalam kantin tersebut, sambil menikmati pemandangan ke arah landasan
pacu yang cukup luas. Ada pesawat Arabian Airlines yang parkir saat itu,
mungkin mengangkut jamaah haji. Pesawatnya cukup besar, ada dua lantai, dan
dengan empat mesin pada sayapnya.
Setelah menunggu hingga jam 11.00
ternyata ada pengumuman bahwa pesawat yang akan aku tumpangi ternyata delay hingga
waktu yang tidak ditentukan. Gila. Yowes deh, duduk manis aja di ruang tunggu
menanti pengumuman yang akan dating. Hingga akhirnya, jam setengah satu baru
ada pemberitahuan lagi bahwa penumpang sudah dibolehkan untuk melakukan
pemeriksaan akhir dan memasuki pesawat.
Untuk kali ini, penerbangan
Batam-Jambi, aku sudah tahu bagaimana alur-alurnya. Mulai dari pelaporan untuk
melanjutkan perjalanan, check in, dan pemeriksaan akhir, hingga masuk lagi ke
dalam pesawat.
Penerbangan Batam-Jambi diwarnai
dengan cuaca sempat mendung. Pesawat harus menembus awan hitam. Goncangannya
ternyata lebih kuat. Hingga aku hanya bisa berdoa agar bisa selamat hingga
Bandara Sutan Thaha Jambi. Dan, akhirnya perjalanan sampai juga di jambi dengan
selamat. Tapi, ada yang membuat kesal, bagasi, koper ku robek. Gak tahu tuh
dibuat gimana sama petugasnya. Untung saja isi koper tidak sampai keluar.
Modified, Bandar Lampung, 25 Desember 2014
0 komentar:
Post a Comment