Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku (QS. Al-Baqarah: 152)

21:00
0
Ini merupakan pengalaman perdana aku menggunakan transportasi udara, yaitu penerbangan Medan-Jambi. Perjalanannya melalui rute Medan-Batam-Jambi, kenapa gak langsung Medan-Jambi aku juga gak tahu kenapa. Hehehe...

Tiket penerbangan perdana ini perusahaan tempat aku bekerja perdana (PT AAM) juga yang membelikan, yang dikirim kepada ku melalui email. Jadi, aku tak boleh memilih aku harus terbang menggunakan maskapai apa yang ku mau. Tapi, aku sudah sangat bersyukur, bisa naik pesawat pertama kali, gratis lagi. Hehehehe….

Sumber: aeronusantara.blogspot.com

Pada tiket tertera jadwal keberangkatan 4 November 2013 jam 07.00, menggunakan maskapai yang ada kepala singa berwarna merah, sudah tau pastinya apa nama maskapai penerbangannya itu.
Setelah mendapat tiket, aku langsung browsing di internet mengenai pelayanan yang diberikan oleh maskapai ini pada pelanggannya. Mencari informasi maskapai lainnya, dan membandingkan fasilitasnya, serta harga tiketnya. Hehehhe… Ternyata, ongkos terbang menggunakan maskapai ini masuk kategori murah dibanding maskapai lainnya. Menggunakan armada boeing dan sudah ada penerbangan internasional ke beberapa negara tetangga.

Beberapa hari sebelum berangkat, aku pulkam dulu. Di kampung aku ziarah, membersihkan kuburan atok dan kuburan yang lainnya. Selain itu, kebetulan hari selasa masih di kampung, aku mengerjakan aktivitas yang sering kulakukan dulu saat masih SD hingga tsanawiyah, yaitu numbuk bumbu pecal. Apalagi, aku berencana mau kasi bumbu pecal tuk kakak (Kak Ivo) di Medan.
Pada tiket, untuk penerbangan domestik, penumpang harus sudah sampai minimal 90 menit sebelum jadwal keberangkatan, jadi paling tidak jam 5 harus sudah sampai bandara. Dengan kata lain, jam 4 pagi aku harus sudah bangun untuk siap-siap berangkat.

Pada tanggal 4 November 2013 pagi, harus bangun jam 3 dan memeriksa kembali barang bawaan, jangan sampai ada yang tertinggal cuy.. soalnya jarak yang mau dituju jauh, hingga ribuan kilometer dari Medan. Maka harus dilakukan cek ulang untuk memastikan barang bawaan tidak ada yang tinggal.

Bukan sekedar kebetulan, Allah yang sudah mengatur semua, rencananya, aku hanya akan berangkat sendiri ke bandara, namun tidak jadi, karena abang sepupu (Bang bakti) sedang di Medan, waktu itu dia sedang cuti kerja, jadi beliau yang panggilkan taksi dan dia serta adik ku yang paling kecil ikut mengantarkan ke bandara pagi itu.

Gila cuyy...!! Pas mau bayar ongkos taksi aku terkejut... Pertama ku serahkan uang 50 ribuan, karena taksinya tidak pake argo dan taksiran ku dari jarak yang ditempuh paling kena biaya segitu. Kuranglah ini lae, kata supir taxi. Biasa 150 ribu, katanya. Dengan berat hati, karena aku cuma pegang uang pas-pasan, ku ambil lagi uang dari dompet, nambahinnya. Sialan ni supir taksi, fikirku.

Meskipun sebenarnya, semua biaya transport tambahan saat perpindahan ke Jambi akan diganti perusahaan, namun, itukan dibayar bersamaan dengan saat gajian setelah bekerja sebulan. Hahaha...
Akhirnya, minjam uang lagi deh dan minta dari orang tua lagi dengan perasaan yang gimana gitu... Yaa.. sebenarnya sih, ortu bilang kalau gak ada uang lagi, jangan sampai gak makanlah di rantau orang, ya ditelpon aja biar ditransper lagi uangnya,  hehehee... Tapi kan gua malu dong kalau sudah bekerja harus minta uang sama orang tua lagi, seharusnya gua yang harus member orang tua malah!
Aku bawa satu kuper ukuran sedang, satu tas ransel, dan satu tas sandang kecil.

Begitu nyampe di Bandara Kualanamu adik dan abang sepupu ambil kesempatan tuk foto. Foto dulu sekali bro, kata mereka. Tapi aku malas tuk foto-foto, mereka aja yang ku ambil fotonya.
Setelah foto, ngobrol-ngobrol sebentar dengan mereka di gerbang masuk tempat check in. Setelah kami rasa obrolan sudah cukup dan aku harus segera check in, kami berpisah. Aku masuk ke dalam dan adik serta abang sepupu, pulang.
Kualanamu Air Port
Sumber: Koleksi pribadi
Gitu masuk bandara kebingungan, gak tau gimana dan di mana check in. Maklum, ini kali pertama, fikir ku... wkwkwk...
Aku bawa santai aja, haha... Kebetulan loket maskapai tempat aku akan check in ternyata dekat dengan pintu masuk. Aku sempat berdiri 5-10 menit untuk melihat-lihat suasana. Namun, tak satu pun monitor yang kulihat menunjukkan jadwal keberangkatan yang sama dengan tiket yang ku pegang. Aku tetap saja terus berdiri, hingga ada seorang petugas bandara yang sedang merapikan kembali troli yang dipakai penumpang, lewat. Aku beranikan diri tuk bertanya. Huhui...

Setelah dia melihat tiket ku, dia langsung membawa koper ku, dan mengajak aku menuju loketnya. Ternyata, loketnya ada dua baris, dan aku hanya melihat yang sebelah depan saja. Tempat aku check in ternyata di loket baris yang satu lagi. Koperku cukup berat, jadi harus masuk bagasi dan dua tas yang lain ku bawa ke kabin.

Orang tersebut mengantar aku hingga ke pintu ruang tunggu keberangkatan dan pengecekan akhir. Aku jalani saja mengikuti petunjuk yang tertulis pada dinding-dinding. Hingga aku sampai juga pada ruang tunggu keberangkatan. Sebelum berangkat masih sempat tuk sholat subuh. Setelah sholat, aku langsung menuju ruang tunggu.

Cukup lama juga aku menunggu di ruangan tersebut. Selagi menunggu aku sempatkan untuk menelepon orang tua ke kampung, untuk memberitahukan bahwa anaknya sudah di Bandara untuk berangkat menuju Jambi.

Jam sudah menunjukkan lebih kurang pukul 07.00. Saat itu, ada pemberitahuan yang mempersilahakan penumpang dengan nomor penerbangan yang sama dengan saya untuk memasuki pesawat. Namun, sebelum memasuki pesawat masih dilakukan pemeriksaan identitas, aku ikuti saja antrian pemeriksaan tersebut dengan mempersiapkan tiket dan KTP. Setelah diperiksa petugas, baru dipersilahkan untuk masuk ke pesawat.

Aku berjalan meninggalkan ruang tunggu dan berjalan menuju pesawat. Aku berjalan menaiki tangga naik ke pesawat (kebetulan waktu itu naik tidak melalui garbarata). Setelah naik, di pintu pesawat disambut dengan senyum oleh kru, tak balas dengan senyuman aja lagi. Hehehe..

Di dalam pesawat aku cari tempat duduk sesuai yang tertera pada tiket. Ternyata aku duduk kursi barisan sebelah kanan dan tempat duduk paling dekat dengan kaca. Satu tas aku masukin ke tempat barang dan yang satu lagi aku pegang. Setelah itu aku hanya duduk dan berfikir, oh, begini ya di dalam pesawat. Hahahaha… (masih katrok). Sebelum berangkat beberapa orang pramugari memeragakan petunjuk keamanan jika terjadi kondisi darurat dengan dua bahasa yaitu Inggris dan Indonesia.

Kurang lebih pukul 07.30, pesawat mulai berjalan di landasan pacu, berjalan mencari ancang-ancang terbang. Hanya bisa berdoa agar perjalan selamat.

Mula-mula pesawat berjalan perlahan, namun saat pesawat akan lepas landas kecepatannya sangat tinggi, hingga perlahan-lahan roda pesawat mulai terpisah dengan landasan pacu, dan mulai terasa melayang. Posisi masih tetap seperti rasa miring ke belakang, hingga lama-ke lamaan pesawat terasa mendatar dan lampu tanda menggunakan sabuk pengaman dimatikan.

Pemandangan di bawah pun semakin luas dan jauh. Sungai hanya terlihat seperti ular yang panjang dan berkelok. Hingga tiba di atas ketinggian awan, maka yang terlihat hanya putih, dan sesekali terlihat bentangan laut yang luas. Kecepatan menjadi tidak begitu terasa, karena acuan penglihatan oleh mata sudah sangat jauh jaraknya, sehingga kecepatan pesawat yang tinggi sekali pun menjadi tidak terasa, apalagi jika tidak ada awan tebal yang dilalui.

Perjalanan Medan-Batam menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit, pesawat mendarat di Bandara Hang Nadim dengan selamat. Sampai Jambi kalau tidak salah kira-kira jam delapan lewat. Pada tiket tertera keberangkatan selanjutnya adalah jam 11.00, artinya harus menunggu beberapa jam lagi untuk berangkat menuju Jambi.
Hang Nadim Air Port
Sumber: Koleksi pribadi
Selama menunggu, aku hanya di Bandara. Mau keluar jalan-jalan, aku belum tau area Batam, dan aku takut jika nanti ketinggalan pesawat, bisa jadi gak nyampe Jambi. Hahaha.. Perut juga sudah mulai terasa lapar, aku berjalan keliling-keliling di dalam Bandara, hingga aku menemukan sebuah kantin di lantai dua. Disana ada jual berbagai makanan, tapi aku hanya makan bakso dan minum the manis dingin. Cukup lama aku duduk di dalam kantin tersebut, sambil menikmati pemandangan ke arah landasan pacu yang cukup luas. Ada pesawat Arabian Airlines yang parkir saat itu, mungkin mengangkut jamaah haji. Pesawatnya cukup besar, ada dua lantai, dan dengan empat mesin pada sayapnya.

Setelah menunggu hingga jam 11.00 ternyata ada pengumuman bahwa pesawat yang akan aku tumpangi ternyata delay hingga waktu yang tidak ditentukan. Gila. Yowes deh, duduk manis aja di ruang tunggu menanti pengumuman yang akan dating. Hingga akhirnya, jam setengah satu baru ada pemberitahuan lagi bahwa penumpang sudah dibolehkan untuk melakukan pemeriksaan akhir dan memasuki pesawat.

Untuk kali ini, penerbangan Batam-Jambi, aku sudah tahu bagaimana alur-alurnya. Mulai dari pelaporan untuk melanjutkan perjalanan, check in, dan pemeriksaan akhir, hingga masuk lagi ke dalam pesawat.


Penerbangan Batam-Jambi diwarnai dengan cuaca sempat mendung. Pesawat harus menembus awan hitam. Goncangannya ternyata lebih kuat. Hingga aku hanya bisa berdoa agar bisa selamat hingga Bandara Sutan Thaha Jambi. Dan, akhirnya perjalanan sampai juga di jambi dengan selamat. Tapi, ada yang membuat kesal, bagasi, koper ku robek. Gak tahu tuh dibuat gimana sama petugasnya. Untung saja isi koper tidak sampai keluar.

Modified, Bandar Lampung, 25 Desember 2014

0 komentar:

Post a Comment

Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku (QS. Al-Baqarah: 152)