Jangan Ngelem Lagi Bro!
Suatu pemandangan yang sangat
memprihatinkan akan terlihat saat melalui beberapa persimpangan jalan di kota
medan. Ada pengamen, ada peminta-minta, ku rasa itu sudah hal biasa. Ada yang
menurutku luar biasa, yang belum pernah ku temukan dulu waktu di desa.
Suatu ketika saat pulang kuliah,
di tengah teriknya matahari, dalam suasana sesaknya angkot 63 mitra, yang
memuat penumpang delapan enam, terlihat oleh ku beberapa orang remaja dan ada
mungkin yang masih anak-anak. Mereka memegang-megang plastik yang biasanya
dipakai kalau misal beli gula putih atau beli minyak goreng kiloan. Aku
mengamati salah seorang dari mereka. Sambil menutup matanya, dia sesekali
menarik nafas panjang sambil menghirup sesuatu yang ada di dalam plastik tadi.
Sumber Gambar: http://www.johnson-law.co.uk/images/uploaded/news/th_news_10476.JPG
Astaghfirullah fikir ku. Lem kambing, lem
kambing yang wadahnya dari kaleng dan sekarang ada yang bentuk seperti wadah
tempat pasta gigi itu ternyata di dalamnya. Kalau di kampung, lem ini ku pakai
buat nempel ban sepeda motor yang bocor nih. Kok aneh ya, di Medan kok
dihirup-hirup?? :/ Gimana rasanya bro?? Mau nyoba??
Aku sangat penasaran dengan
penomena ini. Apa sih alasan mereka ngisap-ngisap lem kambing ini. Karena
penasaran tersebut, aku coba browsing di internet apa sih kandungan lem kambing
ini kok dihirup-hirup gitu sampai nutup-nutup mata gitu. Apa karena harumnya
bisa membuat hipnotik sedatif gitu kali ya. Hahha, dasar anak farmasi. Sulit
juga nemuin apa yang ada dalam lem kambing ini, akhirnya setelah sekian lama
mencari, dapat juga, itu pun cara membuat lem. Hahhaha…. Tapi, dari sini
akhirnya ku dapat cari literatur, dan dapatlah dari teksbuk, apa-apa saja yang
terlibat dalam pembuatan lem ini.
Lem kambing disebut juga dengan
lem kuning, mungkin karena warnanya yang kuning itu. Lem ini dibuat dari karet
dengan mencampurkan karet tersebut dengan Zink oksida atau Magnesium oksida
menggunakan alat khusus, sehingga terbentuklah karet yang bentuk lembaran
tipis. Lem kambing gak tipis-tipis tapi bro?? Sabar dung, kan belum siap
prosesnya! Hehehe…, Selanjutnya lapisan tipis tadi dibuat menjadi pasta
menggunakan pelarut. Dengan penambahan panas pada proses ini akan menjadi lebih
mudah dan lebih efisien. Setelah itu baru dicampur dengan resin, dan diaduk
hingga menjadi lem yang sesuai dengan yang diinginkan yang memproduksinya dung.
Apa-apaan neh, ni mau bahas proses produksi lem atau apa??
Hmmm…, sabar bro. Kamu lihat kan
yang tulisan warna merah. PELARUT. Emang kenapa dengan pelarut? Iya bro,
biasanya industri lem itu menggunakan pelarut organik untuk melarutkan
bahan-bahan lem seperti pigmen maupun bahan adhesive nya. Dalam buku Adhesives
Technology Handbook dikatan bahwa pelarut yang umum digunakan industry lem
adalah sebagai berikut: Toluene, xylene, methyl ethyl ketone (MEK), hexane,
meyhylene chloride, trichloroethylene, chloroflourcarbons.
Praktikum kimia organik. Hahai..
Teringat jadinya. Aku masih ingat aroma toluene itu. Aroma lem kambing itu juga
jadi teringat waktu nempel ban kereta di kampung, maklumlah, dulu kalau pulang
kampung kerjaannya jadi tukang temple ban. Itu dulu, sekarang dah nggak…
hahhahha… Memang aroma lem kambing itu gak jauh beda dengan bau toluene, jadi
aku bisa menduga memang di lem kambing pake pelarut toluene. Selain itu, lem
kambing tu kalau terkena ke kulit rasanya dingin, hampir sama seperti terkena
etanol.
Di sini ku cuma bahas pelarut
toluene saja dulu ya bro. Nanti, mudah-mudahan akan membahas pelarut-pelarut
yang lainnya di lain waktu juga. Okeh..????
Toluena, dikenal juga sebagai
metilbenzena, fenilmetana, atau toluol. Rumus kimianya yaitu hampir sama dengan
benzene, tetapi ditambah gugus metil pada salah satu atom karbonnya makanya
salah satu namanya metilbenzena. Kalau, rumus kimia benzene C6H5,
maka rumus kimia toluene jadi C6H5 + CH3 jadi
C7H8, gampangkan. Hahhahha.. bilang-bilang gampang, sadar
lae, dodol do kimor mu.
Dalam dunia farmasi toluene
digunakan dalam pembuatan pemanis non gula sakarin, anastesi lokal benzokain,
dan juga dalam pembuatan asam benzoate. Waw, kalau nggak disalah gunakan memang
toluene ini cukup bermanfaat juga untuk kita.
Bagaimana efek paparan toluene
terhadap tubuh kita? Dalam tesisnya yang berjudul Analisis Pajanan Toluena
Terhadap Profil Darah Pada Pekerja Sektor Industri Penyulingan Minyak Bumi,
Agus Warsito (2007) mengatakan, Pemajanan toluena ke dalam tubuh dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan saluran pernafasan, juga menyebabkan
keracunan sistemik dengan efek pada susunan saraf pusat.
Toluena mengiritasi kulit, mata, dan saluran
pernafasan. Dapat menyebabkan keracunan sistemik melalui penelanan atau
penghirupan dan diserap pelan-pelan melalui kulit. Cara yang paling umum
biasanya melalui penghirupan/inhalasi. Gejala keracunan toluena adalah efek
pada susunan saraf pusat, seperti sakit kepala, pusing, ataksia, mengantuk,
euphoria, halusinasi, gemetar, serangan jantung, dan koma, ventricular
arrythmias, pneumonitis kimia, depresi pernafasan, mual, muntah, dan
ketidakseimbangan elektrolit.
Mekanisme dimana toluena
menghasilkan keracunan sistemik tidak diketahui. Keracunan susunan saraf pusat
bisa karena kelarutan toluene dalam lemak dalam membran neoronal. Telah
dikatakan bahwa toluene mengganggu fungsi normal dari protein neuronal. Juga
telah dikatakan
bahwa keracunan toluena bisa
terjadi karena intermediasi metabolis. Keracunan pada susunan saraf pusat
umumnya dapat dilihat dalam jangka waktu dekat setelah eksposur, namun efek
pulmonari mungkin tidak muncul hingga enam jam setelah eksposur.
Eksposur/ pajanan kronis pada
kurang dari 200 ppm toluene telah dihubungkan dengan sakit kepala, kelelahan
dan mual. Pekerja yang terus menerus terekspos pada 200-500 ppm telah
dilaporkan mengalami hilangnya konsentrasi, daya ingat dan menurunnya nafsu
makan. Beberapa pekerja telah mengalami gangguan yang meningkat pada saraf
optis setelah eksposur kronis di tempat kerja. Eksposur kronis karena
penyalahgunaan pelarut toluena dapat berakibat pada efek neuropsikiatris
permanen. Gangguan otot, efek kardiovaskular, kerusakan renal tubular, dan
kematian yang tiba-tiba juga dilaporkan terjadi pada penyalahguna
Beberapa penelitian telah
meneliti tentang efek neuropsikiatris dari eksposur akut gas toluena. Disfungsi
integrasi cerebellar dan susunan saraf pusat mendominasi. Selain itu, disfungsi
saraf periferal telah dilaporkan, tapi neuropathies peripheral kemungkinan
karena ketidakmurnian komposisi, seperti n-hexane dalam toluena. Penyalahgunaan
toluena jangka panjang berakibat pada gangguan neuropsikiatris dan
neurobehavioral, yang dalam banyak kasus, tapi tidak semuanya, mengalami
kemunduran/ kerusakan. Beberapa penyalahguna toluena kronis telah mengalami
kerusakan susunan saraf pusat struktural. MRI dan brainstem auditory yang
menampilkan evaluasi respons dari otak penyalahguna toluena kronis menunjukkan
perubahan permanen dalam struktur otak yang berkorelasi dengan tingkat
disfungsi otak. Hasil MRI memperlihatkan hilangnya kekontrasan area
abu-abu-putih, mendifusi supratentorial luka sinyal-tinggi area putih, dan
sinyal rendah pada ganglia basal dan otak tengah pada otak penyalahguna toluena
yang tidak sehat secara neurofisiologis.
Hmmm…. Bahaya juga ya, bisa sampe menyebabkan
kerusakan struktur otak yang permanen, kalau struktur otak nya dah berubah,
bisa kita pastikan deh, sifat-sifat orang ini juga kan berubah dung.
Demikianlah paparan singkat mengenai toluene si pelarut yang sering dignakan
dalam industri lem. Mudah-mudahan bermanfaat.
Modified, Bandar Lampung, 25 Desember 2014
0 komentar:
Post a Comment